Amerika Serikat tiba -tiba memberikan peringatan besar kepada Turki. Ini terkait dengan rencana operasi militer baru yang akan diluncurkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan di utara Suriah.

Ini, kata Washington, dapat membahayakan sekutu NATO di sana, termasuk pasukan AS. Sementara pada Oktober 2019, Erdogan dan mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menyetujui akhir misi di Suriah, di mana kedua negara akan meninggalkan.

"Kami sangat prihatin dengan laporan dan diskusi tentang potensi untuk meningkatkan aktivitas militer di Suriah utara dan khususnya dampaknya terhadap warga sipil," kata juru bicara Departemen Harga NED Prancis 24 yang ia kutip dari kantor berita AFP pada hari Rabu (5 /5/2022).

"Kami mengutuk setiap pendakian. Kami mendukung pemeliharaan rute Alto El Fuego saat ini," katanya.

Turki telah melancarkan tiga serangan terhadap Suriah sejak 2016. Ini dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan Kurdi, PKK, yang dianggap pemberontak oleh Turki dan dilarang secara nasional.

PKK berlabel teroris oleh pemerintah Erdogan. Tetapi, di sisi lain, kelompok itu membantu kampanye Amerika melawan ISIS di Suriah.

"Kami berharap Turki mematuhi pernyataan bersama pada Oktober 2019, termasuk penangkapan operasi ofensif di timur laut Suriah," kata Price.

"Kami mengakui masalah keamanan Turki yang sah di perbatasan selatan Turki. Tetapi setiap serangan baru akan semakin merusak stabilitas regional dan membahayakan pasukan AS dalam kampanye koalisi melawan ISIS," tambahnya.

Turki sendiri panas dengan NATO. Di mana negara itu menentang pintu masuk Finlandia dan Swedia sebagai akibat dari Perang Rusia-Ukraina.

Erdogan mengatakan negara Nordik mendukung PKK. Direncanakan bahwa NATO, Swedia dan Finlandia akan mengadakan percakapan tingkat tinggi dengan Turki untuk meringankan kekhawatiran Erdogan.

Dalam operasi terakhir, Turki berencana untuk membuat zona keamanan 30 -kilometer (19 mil) di sepanjang perbatasan dengan Suriah. Sebelumnya, 900 pasukan AS ada di sana melawan ISIS.


Sumber: Warning Erdogan, Amerika Serikat Peringatan Keras ke Turki